matahari

TERSENYMLAH SEPERTI MATAHARI
Selasa, 25 Oktober 2011
Senin, 24 Oktober 2011
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2009/2010 KIMIA TERAPAN
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2009/2010
KIMIA TERAPAN
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!
1. Zat–zat yang bereaksi disebut ….
a. hasil reaksi b. Reaktan c. Produk d. simultan
2. Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan reaksi dinamakan ….
a. koefisien muai b. koefisien reaksi c. koefisien volume d. koefisien ruang
3. Reaksi dua atau lebih zat tergabung membentuk zat lain disebut ….
a. reaksi penguraian b. reaksi penggabungan c. reaksi kimia d. reaksi netralisasi
4. Reaksi yang menghasilkan zat yang terurai menjadi lebih sederhana disebut ….
a. reaksi penggabungan b. reaksi penguraian c. reaksi kimia d. reaksi netralisasi
5. Zat yang merupakan hasil reaksi disebut ….
a. reaktan b. Produk c. Katalis d. Input
6. Berikut merupakan ciri–ciri terjadinya suatu reaksi kimia, kecuali ….
a. terbentuknya gas b. terbentuknya endapan c. tidak ada perubahan suhu d. terjadinya perubahan warna
7. Gas yang dihasilkan oleh reaksi pembakaran dalam tubuh menusia adalah ….
a. karbon monoksida b. karbon dioksida c. gas H2 d. gas neon
8. Endapan pada suatu reaksi terjadi, karena adanya zat hasil reaksi berupa ….
a. gas b. zat cair c. zat padat d. Koloid
9. Kerapatan molekul suatu zat mengakibatkan reaksi yang terjadi semakin ….
a. sedang b. lambat c. cepat d. lemah
10. Laju reaksi merupakan perubahan …
a. massa zat reaksi pada waktu tertentu b. konsentrasi suatu pereaksi c. energi zat reaksi pada waktu tertentu d. volume zat reaksi pada waktu tertentu
Soal esay
1. Tentukan koefesien a,b,c pada reaksi berikut ini
2. Tentukan potensial sel (pada 25°C) yang reaksi totalnya diberikan dalam persamaan berikut. Manakah
yang akan merupakan sel yang efektif?
1). Mg + 2H+ Mg2+ + H2 Potensial elektroda : Mg = 2,37, Cu = 0,337,
2). Cu2+ + 2Ag Cu + 2Ag+ Ag = -0,799, Zn = -0,763
3). 2Zn2+ + 4OH- 2Zn + O2 + 2H2O
3. Identifikasi manakah zat yang mengalami reduksi dan mana yang mengalami oksidasi dari masing-masing
persamaan reaksi berikut :
(a) Cr2O3(s) + 2 Al(s) 2Cr(s) + Al2O3(s)
(b) CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)
(c) 2 P2O5(s) + 10 C(s) P4(s) + 10 CO(g)
4. Identifikasi mana yang termasuk reaksi redoks dan mana yang bukan, berikan alasannya !
(a) 2 K2S(s) + 3 O2(g) 2 K2SO3(s)
(b) CaCO3 (s) CaO(s) + CO2(g)
(c) CaO(s) + SO3(g) CaSO4(s)
3. Lengkapi persamaan reaksi redoks berikut :
(a) Mg(s) + PbO(s)
(b) H2Se(l) + O2 (g)
(c) KO2(s)
(d) FeS(s) + O2(g)
(e) Pb(NO3)2(s)
f. Kunci jawaban formatif 1
1. Reaksi reduksi Reaksi oksidasi
( a ) Cr2O3 Al
(b ) CuO H2
( c ) P2O5 C
( d ) SiO2 C
( e ) MnO2 Al
2. (a) Ya, reaksi redoks
(b) Bukan reaksi redoks
(c) Bukan reaksi redoks
(d) Ya, reaksi redoks
(e) Ya, reaksi redoks
3. (a) Hasil reaksi : MgO + Pb (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi diselesaikan
sendiri)
(b) Hasil reaksi : SeO2 + H2O (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi
diselesaikan sendiri)
(c) Hasil reaksi : K + O2 (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi diselesaikan
sendiri)
(d) Hasil reaksi : Fe2O3 + SO2 (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi
diselesaikan sendiri)
(e) Hasil reaksi : PbO + NO2 + O2 (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi
diselesaikan sendiri)
C. Rangkuman 1
•Konsep reaksi reduksi-oksidasi mengalami perkembangan , yang bermua melibatkan
oksigen sampai dengan yang melibatkan bilangan oksidasi.
•Pengertian oksidasi yang berhubungan dengan oksigen dapat dinyatakan sebagai
peristiwa bertambahnya kandungan oksigen atau berkurangnya kandungan hidrogen,
sedangkan reduksi adalah berkurangnya kandungan oksigen atau bertambahnya
kandungan hidrogen.
•Pengertian oksidasi yang melibatkan elektron dapat dinyatakan sebagai proses
pengeluaran elektron, sedangkan reduksi adalah proses penerimaan elektron.
•Konsep oksidasi-reduksi yang berhubungan dengan bilangan oksidasi, dapat
dinyatakan bahwa oksidasi adalah peristiwa bertambahnya bilangan oksidasi suatu
unsur sedangkan reduksi adalah peristiwa berkurangnya atau penurunan bilangan
oksidasi suatu unsur.
•Untuk menyelesaikan persamaan reaksi redoks dalam larutan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu cara setengah reaksi dan cara bilangan oksidasi.
e. Tes Formatif 1
Jawablah pertanyaan berikut dengan melingkari huruf didepan jawaban yang dianggap
benar !
1. Perubahan bilangan oksidasi unsur nitrogen pada reaksi :
CuS + NO3
– Cu2+ + S + NO
Adalah ....
A. – 3
B. +3
C. – 2
D. +2
E. +5
2. Unsur logam yang mempunyai bilangan oksidasi +5 terdapat pada ion ....
A. CrO4
–
B. Fe(CN)6
3-
C. MnO4
–
D. Cr2O7
2-
E. SbO4
3-
3. Pada reaksi redoks, MnO2 + 2H2SO4 + 2NaI MnSO4 + NaSO4 + 2H2O + I2 yang
berperan sebagai oksidator adalah ....
A. NaI
B. H2SO4
C. Mn+4
D. I –
E. MnO2
4. Bilangan oksidasi fosforus paling rendah terdapat pada senyawa ....
A. PH4Br
B. POBr3
C. PF3
D. PCl5
E. Ca3(PO4)2
5. Pada reaksi Cl2(aq) + 2KOH(aq) KCl(aq) + KClO(aq) + H2O. Bilangan oksidasi klorin
berubah dari ....
A. – 1 menjadi +1 dan 0
B. +1 menjadi – 1 dan 0
C. 0 menjadi – 1 dan – 2
D. – 2 menjadi 0 dan +1
E. 0 menjadi – 1 dan +1
6. Jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi redoks : 3As+5NO3
–+4OH –+5NO+2H2O
adalah ....
A. 3
B. 5
C. 9
D. 12
E. 15
7. Bilangan oksidasi klorin dalam kalium klorat adalah ....
A. – 1
B. +1
C. +3
D. +5
E. +7
8. Diantara reaksi-reaksi di bawah ini yang termasuk redoks adalah ....
A. SnCl2 + I2 + 2HClSnCl4 + 2HI
B. H2 + Cl2 2HCl
C. Cu2O + C 2Cu + CO
D. CuO + 2HClCuCl2 + H2O
9. Pada reaksi 2CO + 2NO2CO2 + N2 , bilangan oksidasi N berubah dari ....
A. +2 ke 0
B. +2 ke +1
C. +3 ke +1
D. +3 ke +2
E. +4 ke 0
10. Unsur yang dapat menunjukkan bilangan oksidasi paling positif dalam senyawa adalah
....
A. Oksigen
B. Belerang
C. Nitrogen
D. Klorin
E. Karbon
f. Kunci Jawaban Formatif 1
1. Jawaban : B
NO3
–, bilangan oksidasi N = +5
NO, bilangan oksidasi N = +2
Perubahan bilangan oksidasi N = 3 (berkurang tiga)
2. Jawaban : E
CrO4
2-, bilangan oksidasi Cr = +6
Fe(CN)6
-, bilangan oksidasi Fe = +3
MnO4
-, bilangan oksidasi Mn = +7
Cr2O7
2-, bilangan oksidasi Cr = +6
SbO4
3-, bilangan oksidasi Sb = +5
3. Jawaban : E
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi, bilangan oksidasinya berkurang. MnO2
berperan sebagai oksidator, sebab bilangan oksidasinya berkurang dari +4 (MnO2)
menjadi +2 (MnSO4)
4. Jawaban : A
PH4Br, bilangan oksidasi P = -3
POBr3, bilangan oksidasi P = +5
PF3, bilangan oksidasi P = +3
PCl5, bilangan oksidasi P = +5
Ca3(PO4)2, bilangan oksidasi P = +5
5. Jawaban : E
Bilangan oksidasi klorin pada Cl2, KCl dan KclO3 berturut-turut adalah 0, -1, dan +1
6. Jawaban : E
Jumlah mol elektron = selisih bilangan oksidasi
3As 3AsO4
3- 5NO3
-5NO
3(0) 3 ( + 5) 5(+5) 5 ( + 2)
15e – 15e –
7. Jawaban : D
Bilangan oksidasi klorin dalam kalium klorat KclO3 adalah = +5
8. Jawaban : A
Pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi.
9. Jawaban : A
Bilangan oksidasi nitrogen berubah dari +2 pada NO menjadi nol pada N2
10. Jawaban : D
Ketentuan bilangan oksidasi unsur :
•Maksimum = nomor golongan
•Minimum = nomor golongan – 8 = 0 (untuk logam)
Klorin (golongan VIIA) mempunyai bilangan oksidasi paling maksimum
2. Setarakan reaksi berikut
1). CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
2). CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
KIMIA TERAPAN
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!
1. Zat–zat yang bereaksi disebut ….
a. hasil reaksi b. Reaktan c. Produk d. simultan
2. Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan reaksi dinamakan ….
a. koefisien muai b. koefisien reaksi c. koefisien volume d. koefisien ruang
3. Reaksi dua atau lebih zat tergabung membentuk zat lain disebut ….
a. reaksi penguraian b. reaksi penggabungan c. reaksi kimia d. reaksi netralisasi
4. Reaksi yang menghasilkan zat yang terurai menjadi lebih sederhana disebut ….
a. reaksi penggabungan b. reaksi penguraian c. reaksi kimia d. reaksi netralisasi
5. Zat yang merupakan hasil reaksi disebut ….
a. reaktan b. Produk c. Katalis d. Input
6. Berikut merupakan ciri–ciri terjadinya suatu reaksi kimia, kecuali ….
a. terbentuknya gas b. terbentuknya endapan c. tidak ada perubahan suhu d. terjadinya perubahan warna
7. Gas yang dihasilkan oleh reaksi pembakaran dalam tubuh menusia adalah ….
a. karbon monoksida b. karbon dioksida c. gas H2 d. gas neon
8. Endapan pada suatu reaksi terjadi, karena adanya zat hasil reaksi berupa ….
a. gas b. zat cair c. zat padat d. Koloid
9. Kerapatan molekul suatu zat mengakibatkan reaksi yang terjadi semakin ….
a. sedang b. lambat c. cepat d. lemah
10. Laju reaksi merupakan perubahan …
a. massa zat reaksi pada waktu tertentu b. konsentrasi suatu pereaksi c. energi zat reaksi pada waktu tertentu d. volume zat reaksi pada waktu tertentu
Soal esay
1. Tentukan koefesien a,b,c pada reaksi berikut ini
2. Tentukan potensial sel (pada 25°C) yang reaksi totalnya diberikan dalam persamaan berikut. Manakah
yang akan merupakan sel yang efektif?
1). Mg + 2H+ Mg2+ + H2 Potensial elektroda : Mg = 2,37, Cu = 0,337,
2). Cu2+ + 2Ag Cu + 2Ag+ Ag = -0,799, Zn = -0,763
3). 2Zn2+ + 4OH- 2Zn + O2 + 2H2O
3. Identifikasi manakah zat yang mengalami reduksi dan mana yang mengalami oksidasi dari masing-masing
persamaan reaksi berikut :
(a) Cr2O3(s) + 2 Al(s) 2Cr(s) + Al2O3(s)
(b) CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)
(c) 2 P2O5(s) + 10 C(s) P4(s) + 10 CO(g)
4. Identifikasi mana yang termasuk reaksi redoks dan mana yang bukan, berikan alasannya !
(a) 2 K2S(s) + 3 O2(g) 2 K2SO3(s)
(b) CaCO3 (s) CaO(s) + CO2(g)
(c) CaO(s) + SO3(g) CaSO4(s)
3. Lengkapi persamaan reaksi redoks berikut :
(a) Mg(s) + PbO(s)
(b) H2Se(l) + O2 (g)
(c) KO2(s)
(d) FeS(s) + O2(g)
(e) Pb(NO3)2(s)
f. Kunci jawaban formatif 1
1. Reaksi reduksi Reaksi oksidasi
( a ) Cr2O3 Al
(b ) CuO H2
( c ) P2O5 C
( d ) SiO2 C
( e ) MnO2 Al
2. (a) Ya, reaksi redoks
(b) Bukan reaksi redoks
(c) Bukan reaksi redoks
(d) Ya, reaksi redoks
(e) Ya, reaksi redoks
3. (a) Hasil reaksi : MgO + Pb (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi diselesaikan
sendiri)
(b) Hasil reaksi : SeO2 + H2O (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi
diselesaikan sendiri)
(c) Hasil reaksi : K + O2 (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi diselesaikan
sendiri)
(d) Hasil reaksi : Fe2O3 + SO2 (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi
diselesaikan sendiri)
(e) Hasil reaksi : PbO + NO2 + O2 (tanda fasa/ujud dan koefisien reaksi
diselesaikan sendiri)
C. Rangkuman 1
•Konsep reaksi reduksi-oksidasi mengalami perkembangan , yang bermua melibatkan
oksigen sampai dengan yang melibatkan bilangan oksidasi.
•Pengertian oksidasi yang berhubungan dengan oksigen dapat dinyatakan sebagai
peristiwa bertambahnya kandungan oksigen atau berkurangnya kandungan hidrogen,
sedangkan reduksi adalah berkurangnya kandungan oksigen atau bertambahnya
kandungan hidrogen.
•Pengertian oksidasi yang melibatkan elektron dapat dinyatakan sebagai proses
pengeluaran elektron, sedangkan reduksi adalah proses penerimaan elektron.
•Konsep oksidasi-reduksi yang berhubungan dengan bilangan oksidasi, dapat
dinyatakan bahwa oksidasi adalah peristiwa bertambahnya bilangan oksidasi suatu
unsur sedangkan reduksi adalah peristiwa berkurangnya atau penurunan bilangan
oksidasi suatu unsur.
•Untuk menyelesaikan persamaan reaksi redoks dalam larutan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu cara setengah reaksi dan cara bilangan oksidasi.
e. Tes Formatif 1
Jawablah pertanyaan berikut dengan melingkari huruf didepan jawaban yang dianggap
benar !
1. Perubahan bilangan oksidasi unsur nitrogen pada reaksi :
CuS + NO3
– Cu2+ + S + NO
Adalah ....
A. – 3
B. +3
C. – 2
D. +2
E. +5
2. Unsur logam yang mempunyai bilangan oksidasi +5 terdapat pada ion ....
A. CrO4
–
B. Fe(CN)6
3-
C. MnO4
–
D. Cr2O7
2-
E. SbO4
3-
3. Pada reaksi redoks, MnO2 + 2H2SO4 + 2NaI MnSO4 + NaSO4 + 2H2O + I2 yang
berperan sebagai oksidator adalah ....
A. NaI
B. H2SO4
C. Mn+4
D. I –
E. MnO2
4. Bilangan oksidasi fosforus paling rendah terdapat pada senyawa ....
A. PH4Br
B. POBr3
C. PF3
D. PCl5
E. Ca3(PO4)2
5. Pada reaksi Cl2(aq) + 2KOH(aq) KCl(aq) + KClO(aq) + H2O. Bilangan oksidasi klorin
berubah dari ....
A. – 1 menjadi +1 dan 0
B. +1 menjadi – 1 dan 0
C. 0 menjadi – 1 dan – 2
D. – 2 menjadi 0 dan +1
E. 0 menjadi – 1 dan +1
6. Jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi redoks : 3As+5NO3
–+4OH –+5NO+2H2O
adalah ....
A. 3
B. 5
C. 9
D. 12
E. 15
7. Bilangan oksidasi klorin dalam kalium klorat adalah ....
A. – 1
B. +1
C. +3
D. +5
E. +7
8. Diantara reaksi-reaksi di bawah ini yang termasuk redoks adalah ....
A. SnCl2 + I2 + 2HClSnCl4 + 2HI
B. H2 + Cl2 2HCl
C. Cu2O + C 2Cu + CO
D. CuO + 2HClCuCl2 + H2O
9. Pada reaksi 2CO + 2NO2CO2 + N2 , bilangan oksidasi N berubah dari ....
A. +2 ke 0
B. +2 ke +1
C. +3 ke +1
D. +3 ke +2
E. +4 ke 0
10. Unsur yang dapat menunjukkan bilangan oksidasi paling positif dalam senyawa adalah
....
A. Oksigen
B. Belerang
C. Nitrogen
D. Klorin
E. Karbon
f. Kunci Jawaban Formatif 1
1. Jawaban : B
NO3
–, bilangan oksidasi N = +5
NO, bilangan oksidasi N = +2
Perubahan bilangan oksidasi N = 3 (berkurang tiga)
2. Jawaban : E
CrO4
2-, bilangan oksidasi Cr = +6
Fe(CN)6
-, bilangan oksidasi Fe = +3
MnO4
-, bilangan oksidasi Mn = +7
Cr2O7
2-, bilangan oksidasi Cr = +6
SbO4
3-, bilangan oksidasi Sb = +5
3. Jawaban : E
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi, bilangan oksidasinya berkurang. MnO2
berperan sebagai oksidator, sebab bilangan oksidasinya berkurang dari +4 (MnO2)
menjadi +2 (MnSO4)
4. Jawaban : A
PH4Br, bilangan oksidasi P = -3
POBr3, bilangan oksidasi P = +5
PF3, bilangan oksidasi P = +3
PCl5, bilangan oksidasi P = +5
Ca3(PO4)2, bilangan oksidasi P = +5
5. Jawaban : E
Bilangan oksidasi klorin pada Cl2, KCl dan KclO3 berturut-turut adalah 0, -1, dan +1
6. Jawaban : E
Jumlah mol elektron = selisih bilangan oksidasi
3As 3AsO4
3- 5NO3
-5NO
3(0) 3 ( + 5) 5(+5) 5 ( + 2)
15e – 15e –
7. Jawaban : D
Bilangan oksidasi klorin dalam kalium klorat KclO3 adalah = +5
8. Jawaban : A
Pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi.
9. Jawaban : A
Bilangan oksidasi nitrogen berubah dari +2 pada NO menjadi nol pada N2
10. Jawaban : D
Ketentuan bilangan oksidasi unsur :
•Maksimum = nomor golongan
•Minimum = nomor golongan – 8 = 0 (untuk logam)
Klorin (golongan VIIA) mempunyai bilangan oksidasi paling maksimum
2. Setarakan reaksi berikut
1). CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
2). CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
Kamis, 13 Oktober 2011
teori atom dika
c. Rangkuman 1
�Menurut teori atom Dalton:
1. 1. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
2. 2. Atom suatu unsur yang sama mempunyai bobot yang sama, sedang unsur yang berbeda atomnya akan berbeda pula, yang berarti mempunyai bobot berbeda.
3. 3. Senyawa dikatakan sebagai hasil dari penggabungan atom-atom yang tidak sama dengan perbandingan bobot yang proporsional dengan bobot atom yang bergabung itu.
4. 4. Reaksi kimia hanya melibatkan penataulangan atom-atom sehingga tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia.
� Menurut J. J. Thomson: Bahwa di dalam atom terdapat elektron-elektron yang tersebar secara merata dalam “bola” bermuatan positip. Keadaannya mirip roti kismis.
� Partikel-partikel utama penyusun atom ialah elektron, proton, dan netron. �Elektron terdapat dalam semua materi, merupakan sinar katoda yang bergerak lurus, dapat dibelokkan oleh medan magnet/ listrik. Muatan
listriknya = 1,602 x 10-19 Coulumb dan massanya = 9,11 x 10-34 g.
� Proton merupakan partikel yang bermuatan positip, disebut sinar
terusan atau sinar kanal. Massanya = 1,673 x 10-24 gram. �Netron, partikel netral/tak bermuatan mempunyai massa mirip proton. �Teori atom Rutherford:
.1. Atom disusun dari:
. Inti atom yang bermuatan positip.
. Elektron-elektron yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom.
2. 2. Dalam atom yang netral, banyaknya inti atom yang bermuatan positip sama dengan banyaknya elektron.
� Postulat Bohr tentang atom:
.a. Elektron dalam suatu atom bergerak mengitari sekeliling inti pada orbit/tingkat energi tertentu.
.b. Lebih jauh tingkat energi dari inti, maka lebih besar pula energinya.
.c. Energi akan diemisikan bila elektron bergerak dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah.
.d. Energi akan diabsorpsi bila elektron bergerak dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
.e. Energi tidak diemisikan atau diabsorpsi secara pelan-pelan, tetapi
dalam satuan/paket h? (disebut kuantum). �Model Atom Mekanika Gelombang
.a. Bahwa elektron dalam atom sebagai partikel dan gelombang.
.b. Heisenberg mengemukakan azas ketidakpastian, yakni tidak mungkin mengetahui secara bersamaan kedudukan dan kecepatan gerak elektron.
.c. Jadi elektron dalam atom mempunyai kebolehjadian ditemukan dalam ruang-ruang tertentu dalam atom yang disebut orbital.
d. Tugas 1
1) Diskusikan dengan teman Anda kelemahan-kelemahan teori atom Dalton
menurut teori atom modern. 2) Apakah kelemahan teori atom Rutherford. 3) Kapan bisa terjadi emisi energi dan absorpsi energi? 4) Diskusikan dengan teman Anda tentang hubungan antara lampu listrik
yang menyala dengan teori atom Bohr, khususnya butir 3) di atas. 5) Dapatkah kita menentukan secara pasti letak elektron?
e. Tes Formatif 1
1. 1. Berikan tiga nama partikel dasar yang ada dalam atom. Uraikan bagaimana ditemukannya dan jelaskan sifat-sifatnya.
2. 2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan teori atom Bohr.
3. 3. Berikan alasan-alasan mengapa model atom Bohr untuk atom hidrogen menyalahi prinsip ketidakpastian Heisenberg.
4. 4. Jelaskan yang dimaksud, bahwa elektron memiliki dua sifat yaitu sebagai partikel dan gelombang.
f. Kunci Jawaban formatif 1
1. 1. Elektron: partikel bermuatan listrik negatip (sinar katoda), bergerak lurus, dibelokkan oleh medan magnet/ listrik. Proton: partikel bermuatan listrik positip (sinar terusan atau sinar kanal), bergerak lurus. Netron: partikel netral/tak bermuatan mempunyai massa mirip proton.
2. 2. Kelebihan: Adanya tingkat energi/lintasan bagi elektron, dapat menjelaskan emisi dan absorpsi energi dan dapat mengetahui jari-jari atom hidrogen dan ion sejenisnya, Kelemahan: tingkat energi masih bisa dibagi lagi menjadi beberapa sub tingkat energi, hanya cocok untuk atom/ion berelektron satu.
3. 3. Bahwa elektron bersifat sebagai partikel dan gelombang dan tidak mungkin mengetahui secara bersamaan kedudukan dan kecepatan gerak elektron.
4. 4. Bahwa elektron dalam atom memiliki sifat dualistis yaitu dapat dipandang sebagai partikel dan gelombang.
2. Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2, diharapkan Anda mampu:
1. 1. Menjelaskan perkembangan dasar pengelompokan unsur-unsur.
2. 2. Menganalisis sistem periodik pendek (Mendeleyev) dan menemukan kelemahannya.
3. 3. Menjelaskan arti golongan, nama khusus beberapa golongan dan periode.
4. 4. Menghubungkan konfigurasi elektron dengan pengelompokan unsur¬unsur pada sistem periodik unsur.
5. 5. Menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur (jari-jari
�Menurut teori atom Dalton:
1. 1. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
2. 2. Atom suatu unsur yang sama mempunyai bobot yang sama, sedang unsur yang berbeda atomnya akan berbeda pula, yang berarti mempunyai bobot berbeda.
3. 3. Senyawa dikatakan sebagai hasil dari penggabungan atom-atom yang tidak sama dengan perbandingan bobot yang proporsional dengan bobot atom yang bergabung itu.
4. 4. Reaksi kimia hanya melibatkan penataulangan atom-atom sehingga tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia.
� Menurut J. J. Thomson: Bahwa di dalam atom terdapat elektron-elektron yang tersebar secara merata dalam “bola” bermuatan positip. Keadaannya mirip roti kismis.
� Partikel-partikel utama penyusun atom ialah elektron, proton, dan netron. �Elektron terdapat dalam semua materi, merupakan sinar katoda yang bergerak lurus, dapat dibelokkan oleh medan magnet/ listrik. Muatan
listriknya = 1,602 x 10-19 Coulumb dan massanya = 9,11 x 10-34 g.
� Proton merupakan partikel yang bermuatan positip, disebut sinar
terusan atau sinar kanal. Massanya = 1,673 x 10-24 gram. �Netron, partikel netral/tak bermuatan mempunyai massa mirip proton. �Teori atom Rutherford:
.1. Atom disusun dari:
. Inti atom yang bermuatan positip.
. Elektron-elektron yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom.
2. 2. Dalam atom yang netral, banyaknya inti atom yang bermuatan positip sama dengan banyaknya elektron.
� Postulat Bohr tentang atom:
.a. Elektron dalam suatu atom bergerak mengitari sekeliling inti pada orbit/tingkat energi tertentu.
.b. Lebih jauh tingkat energi dari inti, maka lebih besar pula energinya.
.c. Energi akan diemisikan bila elektron bergerak dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah.
.d. Energi akan diabsorpsi bila elektron bergerak dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
.e. Energi tidak diemisikan atau diabsorpsi secara pelan-pelan, tetapi
dalam satuan/paket h? (disebut kuantum). �Model Atom Mekanika Gelombang
.a. Bahwa elektron dalam atom sebagai partikel dan gelombang.
.b. Heisenberg mengemukakan azas ketidakpastian, yakni tidak mungkin mengetahui secara bersamaan kedudukan dan kecepatan gerak elektron.
.c. Jadi elektron dalam atom mempunyai kebolehjadian ditemukan dalam ruang-ruang tertentu dalam atom yang disebut orbital.
d. Tugas 1
1) Diskusikan dengan teman Anda kelemahan-kelemahan teori atom Dalton
menurut teori atom modern. 2) Apakah kelemahan teori atom Rutherford. 3) Kapan bisa terjadi emisi energi dan absorpsi energi? 4) Diskusikan dengan teman Anda tentang hubungan antara lampu listrik
yang menyala dengan teori atom Bohr, khususnya butir 3) di atas. 5) Dapatkah kita menentukan secara pasti letak elektron?
e. Tes Formatif 1
1. 1. Berikan tiga nama partikel dasar yang ada dalam atom. Uraikan bagaimana ditemukannya dan jelaskan sifat-sifatnya.
2. 2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan teori atom Bohr.
3. 3. Berikan alasan-alasan mengapa model atom Bohr untuk atom hidrogen menyalahi prinsip ketidakpastian Heisenberg.
4. 4. Jelaskan yang dimaksud, bahwa elektron memiliki dua sifat yaitu sebagai partikel dan gelombang.
f. Kunci Jawaban formatif 1
1. 1. Elektron: partikel bermuatan listrik negatip (sinar katoda), bergerak lurus, dibelokkan oleh medan magnet/ listrik. Proton: partikel bermuatan listrik positip (sinar terusan atau sinar kanal), bergerak lurus. Netron: partikel netral/tak bermuatan mempunyai massa mirip proton.
2. 2. Kelebihan: Adanya tingkat energi/lintasan bagi elektron, dapat menjelaskan emisi dan absorpsi energi dan dapat mengetahui jari-jari atom hidrogen dan ion sejenisnya, Kelemahan: tingkat energi masih bisa dibagi lagi menjadi beberapa sub tingkat energi, hanya cocok untuk atom/ion berelektron satu.
3. 3. Bahwa elektron bersifat sebagai partikel dan gelombang dan tidak mungkin mengetahui secara bersamaan kedudukan dan kecepatan gerak elektron.
4. 4. Bahwa elektron dalam atom memiliki sifat dualistis yaitu dapat dipandang sebagai partikel dan gelombang.
2. Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2, diharapkan Anda mampu:
1. 1. Menjelaskan perkembangan dasar pengelompokan unsur-unsur.
2. 2. Menganalisis sistem periodik pendek (Mendeleyev) dan menemukan kelemahannya.
3. 3. Menjelaskan arti golongan, nama khusus beberapa golongan dan periode.
4. 4. Menghubungkan konfigurasi elektron dengan pengelompokan unsur¬unsur pada sistem periodik unsur.
5. 5. Menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur (jari-jari
koloid
Koloid
Pada bab sebelumnya, kita sudah belajar tentang larutan, campuran yang homogen antara dua macam zat atau lebih. Pada bab ini, kita akan mempelajari koloid. Sistem koloid sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi.
Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Contoh larutan, koloid, dan suspensi
Sistem Dispersi
Perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi dijelaskan dalam Tabel 6.1
Tabel Perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi
Sifat-Sifat Koloid
Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan satu bentuk sifat optik yang dimiliki oleh sistem koloid. Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan tampak. Singkat kata efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh sistem koloid.
Pengamatan mengenai efek Tyndall dapat dilihat pada gambar
Efek Tyndal koloid
Hamburan cahaya oleh koloid
Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati seperti:
• Di bioskop, jika ada asap mengepul maka cahaya proyektor akan terlihat lebih terang.
• Di daerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas
• Sinar matahari yang masuk melewati celah ke dalam ruangan berdebu, maka partikel debu akan terlihat dengan jelas.
Hamburan cahaya oleh asap
Pengamatan ini dapat dilakukan dengan melakukan percobaan sebagai berikut:
Alat dan Bahan :
1. 1 buah senter
2. 10 ml air + pasir
3. 10 ml air gula
4. 10 ml air sabun
5. 10 ml koloid Fe2O3
6. 10 ml sol Fe(OH)3
7. 10 ml susu
8. 10 ml tinta
9. 8 buah tabung reaksi
10. 1 buah rak tabung reaksi
Cara Kerja :
1. Menyiapkan 10 ml suspensi, larutan dan koloid, seperti yang tertera pada alat dan bahan, pada tabung reaksi yang berbeda, diaduk rata, didiamkan sebentar. Kemudian mengamati apakah zat tersebut homogen/heterogen dan stabil atau tidak selama didiamkan.
2. Menyinari dan mengarahkan sinarnya pada masing-masing tabung reaksi dengan menggunakan senter.
3. Mengamati apakah berkas sinarnya dihamburkan atau tidak oleh larutan atau koloid tersebut dan mencatat hasilnya.
4. Menyaring campuran tersebut, dan mengamati mana yang meninggalkan residu.
Tabel hasil pengamatan
Gerak Brown
Robert Brown
Sistem koloid juga mempunyai sifat kinetik selain sifat optic yang telah dijelaskan diatas. Sifat kinetik ini dapat terjadi karena disebabkan oleh gerakan termal dan gravitasi. Dua hal ini menyebabkan sistem koloid dapat bergerak zig-zag. Gerakan ini pertama ditemukan oleh seorang ahli biologi yang bernama Robert Brown yang melakukan pengamatan pada serbuk sari dengan menggunakan mikroskop, sehingga dinamakan gerak Brown.
Pengamatan mengenai gerak Brown dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gerak Brown
Adsorbsi
Beberapa sistem koloid mempunyai sifat dapat melakukan penyerapan (adsorbsi) terhadap partikel atau ion atau senyawa lain (Gambar 6.9). Penyerapan pada permukaan disebut adsorbsi, sedangkan penyerapan sampai pada lapisan dalam disebut absorbsi. Daya penyerapan ini menyebabkan beberapa sistem koloid mempunyai muatan tertentu sesuai muatan yang diserap.
Adsorbsi ion oleh koloid
Koagulasi
Koagulasi atau pengendapan/penggumpalan yang disebabkan oleh gaya gravitasi akan terjadi jika sistem koloid dalam keadaan tidak bermuatan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu:
1. Menggunakan Prinsip Elektroforesis. Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
2. Penambahan koloid lain dengan muatan yang berlawanan. Ketika koloid bermuatan positif dicampurkan dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilangkan dan bersifat netral.
3. Penambahan Elektrolit. Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi.
4. Pendidihan. Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.
Pengelompokan Koloid
Berdasarkan pada fase terdispersi dan medium pendisfersinya, sistem koloid dapat digolongkan sebagaimana seperti dalam berikut.
Tabel Jenis-jenis koloid
Macam-macam Koloid
• Aerosol : suatu sistem koloid, jika partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Contoh : debu, kabut, dan awan.
• Sol : suatu sistem koloid, jika partikel padat terdispersi dalam zat cair.
• Emulsi : suatu sistem koloid, jika partikel cair terdispersi dalam zat cair.
• Emulgator : zat yang dapat menstabilkan emulsi dan (Sabun adalah emulgator campuran air dan minyak dan Kasein adalah emulgator lemak dalam air?.
• Gel : koloid liofil yang setengah kaku.
• Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbs oleh partikel koloid sehingga terjadi koloid yang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa cairan tapi jika dingin membentuk gel yang relatif kaku. Jika dipanaskan akan mencair lagi.
Contoh koloid
Pemisahan Koloid
Elektroforesis
Telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda dalam suatu sistem sejenis elektrolisis.
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu sistem koloid. Jika koloid bergerak menuju elektroda positif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan negatif. Begitu juga sebaliknya, jika koloid bergerak menuju elektroda negatif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan positif. Salah satu proses yang menggunakan sistem elektroforesis adalah proses membersihkan asap dalam suatu industri dengan menggunakan alat Cottrell. Penggunaan elektroforesis tidak hanya sebatas itu, melainkan meluas untuk memisahkan partikel yang termasuk dalam ukuran koloid, antara lain pemisahan protein yang mempunyai muatan yang berbeda. Contoh percobaan elektroforesis sederhana untuk menentukan jenis muatan dari koloid X diperlihatkan pada Gambar 6.10.
Dialisis
Dialisis merupakan proses pemurnian suatu sistem koloid dari partikel-partikel bermuatan yang menempel pada permukaan Pada proses digunakan selaput Semipermeabel. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan laju transport partikel. Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal ginjal, di mana fungsi ginjal digantikan oleh dialisator.
Penyaringan Ultra
Penyaringan ultra digunakan untuk memisahkan koloid melewati membran. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan tekanan osmosis.
Rangkaian untuk elektrolisis
Prinsip dialisis
Pembuatan Koloid
Kondensasi
Merupakan cara kimia. Prinsip umum: Terjadinya kondensasi partikel molekular membentuk partikel koloid
Kondensasi partikel → koloid
Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi:
Reaksi Redoks
2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(s) + 2H2O(l)
Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
Reaksi Substitusi/Agregasi Ionik
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 6 H2O(l)
Reaksi Penggaraman
Dispersi
Dapat dilakukan dengan cara mekanik maupun dengan cara kimia.
Prinsip umum :
Partikel Besar → Partikel Koloid
Yang termasuk cara dispersi:
Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan.
Cara Busur Bredig
Digunakan untuk membuat sol-sol logam dengan loncatan bunga listrik. Instrument Busur Bredig dapat dilihat pada Gambar 6.12.
Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembutan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan pemeptisasi (pemecah).
Contoh :
1. Agar-agar dipeptisasi oleh air ; Karet oleh bensin.
2. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S, Endapan Al(OH)3 olehAlCl3.
Busur Bredig
Pada bab sebelumnya, kita sudah belajar tentang larutan, campuran yang homogen antara dua macam zat atau lebih. Pada bab ini, kita akan mempelajari koloid. Sistem koloid sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi.
Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Contoh larutan, koloid, dan suspensi
Sistem Dispersi
Perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi dijelaskan dalam Tabel 6.1
Tabel Perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi
Sifat-Sifat Koloid
Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan satu bentuk sifat optik yang dimiliki oleh sistem koloid. Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan tampak. Singkat kata efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh sistem koloid.
Pengamatan mengenai efek Tyndall dapat dilihat pada gambar
Efek Tyndal koloid
Hamburan cahaya oleh koloid
Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati seperti:
• Di bioskop, jika ada asap mengepul maka cahaya proyektor akan terlihat lebih terang.
• Di daerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas
• Sinar matahari yang masuk melewati celah ke dalam ruangan berdebu, maka partikel debu akan terlihat dengan jelas.
Hamburan cahaya oleh asap
Pengamatan ini dapat dilakukan dengan melakukan percobaan sebagai berikut:
Alat dan Bahan :
1. 1 buah senter
2. 10 ml air + pasir
3. 10 ml air gula
4. 10 ml air sabun
5. 10 ml koloid Fe2O3
6. 10 ml sol Fe(OH)3
7. 10 ml susu
8. 10 ml tinta
9. 8 buah tabung reaksi
10. 1 buah rak tabung reaksi
Cara Kerja :
1. Menyiapkan 10 ml suspensi, larutan dan koloid, seperti yang tertera pada alat dan bahan, pada tabung reaksi yang berbeda, diaduk rata, didiamkan sebentar. Kemudian mengamati apakah zat tersebut homogen/heterogen dan stabil atau tidak selama didiamkan.
2. Menyinari dan mengarahkan sinarnya pada masing-masing tabung reaksi dengan menggunakan senter.
3. Mengamati apakah berkas sinarnya dihamburkan atau tidak oleh larutan atau koloid tersebut dan mencatat hasilnya.
4. Menyaring campuran tersebut, dan mengamati mana yang meninggalkan residu.
Tabel hasil pengamatan
Gerak Brown
Robert Brown
Sistem koloid juga mempunyai sifat kinetik selain sifat optic yang telah dijelaskan diatas. Sifat kinetik ini dapat terjadi karena disebabkan oleh gerakan termal dan gravitasi. Dua hal ini menyebabkan sistem koloid dapat bergerak zig-zag. Gerakan ini pertama ditemukan oleh seorang ahli biologi yang bernama Robert Brown yang melakukan pengamatan pada serbuk sari dengan menggunakan mikroskop, sehingga dinamakan gerak Brown.
Pengamatan mengenai gerak Brown dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gerak Brown
Adsorbsi
Beberapa sistem koloid mempunyai sifat dapat melakukan penyerapan (adsorbsi) terhadap partikel atau ion atau senyawa lain (Gambar 6.9). Penyerapan pada permukaan disebut adsorbsi, sedangkan penyerapan sampai pada lapisan dalam disebut absorbsi. Daya penyerapan ini menyebabkan beberapa sistem koloid mempunyai muatan tertentu sesuai muatan yang diserap.
Adsorbsi ion oleh koloid
Koagulasi
Koagulasi atau pengendapan/penggumpalan yang disebabkan oleh gaya gravitasi akan terjadi jika sistem koloid dalam keadaan tidak bermuatan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu:
1. Menggunakan Prinsip Elektroforesis. Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
2. Penambahan koloid lain dengan muatan yang berlawanan. Ketika koloid bermuatan positif dicampurkan dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilangkan dan bersifat netral.
3. Penambahan Elektrolit. Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi.
4. Pendidihan. Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.
Pengelompokan Koloid
Berdasarkan pada fase terdispersi dan medium pendisfersinya, sistem koloid dapat digolongkan sebagaimana seperti dalam berikut.
Tabel Jenis-jenis koloid
Macam-macam Koloid
• Aerosol : suatu sistem koloid, jika partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Contoh : debu, kabut, dan awan.
• Sol : suatu sistem koloid, jika partikel padat terdispersi dalam zat cair.
• Emulsi : suatu sistem koloid, jika partikel cair terdispersi dalam zat cair.
• Emulgator : zat yang dapat menstabilkan emulsi dan (Sabun adalah emulgator campuran air dan minyak dan Kasein adalah emulgator lemak dalam air?.
• Gel : koloid liofil yang setengah kaku.
• Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbs oleh partikel koloid sehingga terjadi koloid yang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa cairan tapi jika dingin membentuk gel yang relatif kaku. Jika dipanaskan akan mencair lagi.
Contoh koloid
Pemisahan Koloid
Elektroforesis
Telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda dalam suatu sistem sejenis elektrolisis.
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu sistem koloid. Jika koloid bergerak menuju elektroda positif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan negatif. Begitu juga sebaliknya, jika koloid bergerak menuju elektroda negatif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan positif. Salah satu proses yang menggunakan sistem elektroforesis adalah proses membersihkan asap dalam suatu industri dengan menggunakan alat Cottrell. Penggunaan elektroforesis tidak hanya sebatas itu, melainkan meluas untuk memisahkan partikel yang termasuk dalam ukuran koloid, antara lain pemisahan protein yang mempunyai muatan yang berbeda. Contoh percobaan elektroforesis sederhana untuk menentukan jenis muatan dari koloid X diperlihatkan pada Gambar 6.10.
Dialisis
Dialisis merupakan proses pemurnian suatu sistem koloid dari partikel-partikel bermuatan yang menempel pada permukaan Pada proses digunakan selaput Semipermeabel. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan laju transport partikel. Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal ginjal, di mana fungsi ginjal digantikan oleh dialisator.
Penyaringan Ultra
Penyaringan ultra digunakan untuk memisahkan koloid melewati membran. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan tekanan osmosis.
Rangkaian untuk elektrolisis
Prinsip dialisis
Pembuatan Koloid
Kondensasi
Merupakan cara kimia. Prinsip umum: Terjadinya kondensasi partikel molekular membentuk partikel koloid
Kondensasi partikel → koloid
Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi:
Reaksi Redoks
2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(s) + 2H2O(l)
Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
Reaksi Substitusi/Agregasi Ionik
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 6 H2O(l)
Reaksi Penggaraman
Dispersi
Dapat dilakukan dengan cara mekanik maupun dengan cara kimia.
Prinsip umum :
Partikel Besar → Partikel Koloid
Yang termasuk cara dispersi:
Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan.
Cara Busur Bredig
Digunakan untuk membuat sol-sol logam dengan loncatan bunga listrik. Instrument Busur Bredig dapat dilihat pada Gambar 6.12.
Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembutan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan pemeptisasi (pemecah).
Contoh :
1. Agar-agar dipeptisasi oleh air ; Karet oleh bensin.
2. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S, Endapan Al(OH)3 olehAlCl3.
Busur Bredig
SISTEM BILANGAN
SISTIM BILANGAN
1. Bilangan riil
Teorema yang merupakan akibat/implikasi dari ketujuh sifat dasar (ketertutupan, komulatif, assosiatif, distributif, unsur satuan, balikan terhadap operasi tambah, dan balikan terhadap operasi kali), seperti.
1. a = b « a + c = b + c, dimana c sembarang.
2. a = b « a . c = b . c, dimana c ¹ 0
3. a/b = c/d « a . d = b . c, b, d ¹ 0
4. a . b = 0 « a = 0 atau b = 0
5.
+
=
, asal c




6.
=
, asal b, d
0



7.
=
, asal b, d 



8.
=
, ,asal b, d 



9.
=
, asal b, c, d 



2. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks z memiliki bagian riel dan bagian imajiner, yang dapat ditulis sebagai berikut:
Z = a + bi
Dimana:
a = bagian riel
bi = bagian imajiner
a & b = bilangan riel
Beberapa operasi-operasi yang terdapat dalam bilangan kompleks adalah:
Jika z1 = a + bi dan z2 = c + di, maka:
a. z1 + z2 = (a + c) + (b + d).i
b. z1 . z2 = (a + bi) . (c + di) = (ac – bd) + i.(bc + ad)
c. z1 / z2 =
= 




d. z2 .
= (c + di) . (c - di) = c2 + d2

e. Bila z1 = z2 , maka a = c dan b = d
Bidang kompleks atau diagram argan dapat pula digunakan untuk menggambarkan bilangan kompleks dalam koordinat polar (r,
). Dalam koordinat polar a = cos
dan b = sin
, sehingga:



Z = a + bi
= r. 

= r . e


dimana:
r = modulus/harga absolut dari z =
= 



Deret Taylor untuk fungsi f(x) di sekitar x = a didefinisikan sebagai:

dimana: 
, xo diantara a dan x


deret tak terhingga yang bersesuaian dengan persamaan di atas dinamakan deret formalTaylor untuk f(x) tang konvergen pada suatu selang, bilamana
pada selang ini. Beberapa deret Taylor yang penting deserta kekonvergenannya hádala sebagai berikut:

1.



2.



3.



4.



5.



Andai deret untuk
berlaku untuk bilangan kompleks kita dapat menunjukkan bahwa rumus Euler
, buktinya:



dengan cara yang sama kita memperoleh 

Perkalian antara z1 = r1 . e
dan z2 = r2 . e
dan pembagian diantara keduanya dapat ditulis:


Z1 . z2 = r1 . e
. r2 . e
= r . e



Dimana : r = r1 . r2



Z1 / z2 = ( r1 . e
) / ( r2 . e
) = r . e



Dimana : r = r1 / r2



Menurut teorema De Moivre dan akar-akar bilangan kompleks dapat ditunjukkan bahwa:
Zn = rn . e
= rn .
untuk r = 1


z
= 


=
untuk k = 0, 1, 2, 3, ……., n - 1

Contoh :
Kerjakan operasi bilangan kompleks di bawah:
1. 

2. 

3. 

4. 

5. 

6. 

7. 

Nyatakan dalam bentuk kutub/polar
1. 

2. 

3. 

4. 

TUGAS
1. kerjakan setiap operasi berikut:
a. 

b. 

c. 

d. 

e. 

f. 



2. Nyatakan dalam bentuk polar/kutub:
a. 

b. 

c. 

d. 5
e. -5i
3. Jika
dan
tunjukkan bahwa:


a. 

b. 

c. 

d. 

Langganan:
Postingan (Atom)